Modul 2 Sesi 1 . Permasalahan Sosial

1. Konsep Diri peserta sebagai Orang Tua

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat, 2005). Pengenalan diri peserta melalui pemahaman konsep diri yaitu bagaimana peserta mengetahui kemampuannya dalam mengatasi masalah. Strategi yang dapat dilakukan peserta untuk memulai perubahan yang direncanakan. Dengan memahami konsep dirinya, peserta diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri, keluarga dan lingkungan untuk berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan stunting.

 

2. Pengertian Stunting

Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, tetapi pendek tidak sama dengan stunting atau belum tentu stunting.

Stunting sering terjadi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000HPK), periode emas pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai semenjak terbentuknya janin hingga anak berusia 2 tahun.

Informasi tentang stunting dapat dlihat atau di unduh di link youtube dengan judul: “Tinggiku Masa Depanku” (durasi 4 menit) https://youtu.be/9ltH3kPacQw

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berjuang untuk bisa terbebas dari stunting, karena 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting. Hasil survey tahun 2018 menunjukkan bahwa persentase stunting di Indonesia sebesar 30,8 %. Menurut WHO persentase stunting diatas 20 % merupakan masalah kesehatan masyarakat.

 

3. Penyebab Stunting

Perkembangan anak tentunya menjadi prioritas utama setiap orangtua, termasuk mencegah anak menjadi stunting. Penyebab stunting didapat secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung stunting kurangnya asupan gizi pada anak yang dapat di lihat dengan cara memantau status pertumbuhan dan perkembangan anak di layanan posyandu. Selain itu, penyakit berulang seperti diare, infeksi saluran pernafasan dan cacingan juga menjadi penyebab langsung terjadinya stunting pada anak.

Penyebab tidak langsung stunting adalah kurang pemberian stimulasi (rangsangan) serta kebersihan diri dan lingkungan yang buruk.

Anak stunting disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Ø  Kurang gizi: kurang gizi dari mulai remaja, bisa menyebabkan putaran kurang gizi saat hamil, menyusui sehingga dapat menyebabkan stunting

Ø  Kurang imunisasi: Tidak imunisasi akan menyebabkan anak mudah sakit sehingga menyebabkan stunting

Ø  Tidak cuci tangan, dengan air mengalir & pakai sabun: Apabila tangan kotor maka kuman mudah masuk ke dalam tubuh sehingga anak mudah sakit dan dapat menyebabkan stunting.

Ø  Tidak BAB/BAK di jamban sehat: Buang air besar sembarangan menjadi sumber penularan penyakit, karena lingkungan tidak sehat sehingga anak bisa mudah sakit dan menyebabkan stunting.

Ø  Tidak melakukan stimulasi/rangsangan terhadap anak: Anak yang tidak mendapatkan stimulasi/rangsangan akan menghambat perkembangannya. Anak tidak hanya membutuhkan asupan gizi tetapi juga penting mendapatkan stimulasi dan kasih sayang dari orangtua, serta keluarganya.

Ø  Tidak datang ke posyandu dan layanan Kesehatan: sehingga anak tidak terpantau kesehatan dan perkembangan, apakah tinggi dan berat badannya sehat sesuai usianya, serta perlunya mendapatkan informasi pelayanan kesehatan ibu dan anak.

 

4. Dampak Stunting.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Secara global, stunting berkontribusi terhadap 15-17 persen dari seluruh kematian anak.

 

Pengaruh stunting pada anak balita:

a. Pertumbuhan anak terhambat di mana tinggi dan berat badannya tidak sesuai atau di bawah angka rata-rata pertumbuhan anak seusianya.

b. Daya tangkap anak kurang maksimal.

c. Prestasi anak di bidang akademik kurang baik.

d. Anak cenderung pendek dibandingkan teman seusianya.

e. Anak mudah terserang penyakit.

 

3G pada stunting yaitu Gagal tumbuh, Gagal kembang dan Gagal metabolisme

a. Gagal Tumbuh,

suatu kondisi pada anak yang ditandai oleh kenaikan berat badan yang tidak sesuai, berat badan yang tidak naik, atau bahkan turun dibandingkan pengukuran sebelumnya berdasarkan grafik pertumbuhan. Maka dari itu orangtua perlu terus memantau perkembangan kenaikan berat badan anak. Jika berat badan anak tidak naik atau cenderung turun di bulan sebelumnya, perlu mewaspadai kemungkinan anak terkena “gagal tumbuh”.

b.  Gagal Kembang; Kegagalan tumbuh kembang anak pada anak baru lahir sampai dengan usia 2 (dua) tahun berkaitan dengan kondisi dimana anak mengalami keterlambatan atau tertahannya pertumbuhan fisik tubuhnya sehingga perkembangannya seringkali dinilai tidak normal. Umumnya, kegagalan pada tumbuh kembang anak disebabkan oleh kebutuhan nutrisi dan stimulasi yang kurang memadai.

c. Gangguan Metabolisme; kelainan medis yang mempengaruhi produksi sel tubuh anak. Umumnya, kelainan genetik mengakibatkan gangguan pada metabolisme, sehingga zat pertumbuhan dan perkembangan yang berperan dalam metabolisme sel hilang atau rusak. Selain itu, dapat juga yang diakibatkan oleh makanan, racun, infeksi, dan lain-lain. Ketika seseorang anak mengalami gangguan metabolisme, proses kerja organ tubuhnya terganggu, sehingga berbagai fungsi tubuh juga terganggu.

 

5. Dukungan Pencegahan dan Penanganan pada Anak Stunting

Pesan penting Pencegahan dan Penanganan Stunting, meliputi:

a.    Perhatikan gizi anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

     Ibu hamil dan ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan bagi ibu hamil minum Tablet Tambah Darah sehari sekali. Selain itu, periksakan kehamilan setidaknya 4 kali selama kehamilan ke bidan/ posyandu / puskesmas, agar terjaga kesehatan ibu dan anak.

     Ibu hamil, bayi baru lahir sampai usia 6 tahun harus dipantau pertumbuhan dan perkembangannya di layanan posyandu setiap bulan,

b.    Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir, sesuai dengan protokol Kesehatan.

c.    Buang Air Besar di Jamban Sehat

d.    Lindungi anak dari penyakit berbahaya, dengan imunisasi lengkap dan tepat waktu.

e.    Pemberian stimulasi pada janin dan bayi baru lahir sampai usia 6 tahun

f.     Mengakses layanan masyarakat dan informasi yang tepat

 

Jika terdapat anak stunting, keluarga dan masyarakat perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

a.    Informasikan kepada SDM Kesos, petugas layanan kesehatan ataupun kader yang lain yang berperan di desa masing-masing.

b.    Berikan gizi dan nutrisi yang baik

c.    Berikan stimulasi pada anak

d.    Tidak memberikan pelabelan dan mengolok-olok anak stunting

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 1 : Kebijakan Pencegahan dan Penanganan Stunting bagi SDM Kesos

Pelaksanaan Kegiatan P2K2 Pencegahan dan Penanganan Stunting